Selasa, 05 Januari 2016

PSIKOTERAPI & KONSELING?

Perbedaan antara Psikoterapi dan Konseling



                 Konseling

                  Psikoterapi
1.
Pasien
1.
Klien
2.
Gangguan yang serius
2.
Gangguan yang kurang serius
3.
Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
3.
Masalah : jabatan, pendidikan
4.
Berhubungan dengan penyembuhan
4.
Berhubungan dengan pencegahan
5.
Lingkungan medis
5.
Lingkungan pendidikan dan nonmedis
6.
Berhubungan dengan ketidaksadaran
6.
Berhubungan dengan kesadaran
7.
Metode penyembuhan
7.
Metode pendidikan

Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Konseling dan psikoterapi memiliki persamaan dan perbedaan serta mempunyai keterkaitan satu dengan lainnya. Perbedaan antara keduanya tidak bisa dibuat secara jelas, akan tetapi banyak hal-hal yang dilakukan oleh konselor juga dilakukan oleh psikoterapis dan hal dan hal-hal yang merupakan praktek hal yang merupakan praktek psikoterapis juga dilakukan oleh konselor.

Berdasarkan Tujuan:
·         Hans dan MacLean (1995) Konseling menitikberatkan pada upaya pencegahan agar penyimpangan yang merusak dirinya tidak timbul. Sedangkan psikoterapi terlebih dahulu menangani penyimpangan yang merusak dan baru kemudian menangani usaha pencegahannya.
·         Mowrer (1953) Konseling berhubungan dengan usaha mengatasi klien yang mengalami gangguan kecemasan biasa. Sedangkan psikoterapi berusaha menyembuhkan klien atau pasien yang menderita neurosis-kecemasan.
·         Tyler (1961) Konseling berhubungan dengan proses bantuan terhadap klien agar menumbuhkan identitas, berhubungan dengan penggunaan sumber yang ada. Sedangkan psikoterapi   berusaha melakukan perubahan pada struktur dasar perkembangannya atau perubahan kepribadian.
·         Wolberg, Konseling berhubungan dengan tujuan untuk memberikan support dan mendidik kembali. Sedangkan psikoterapi  berhubungan dengan tujuan merekonstruksi kepribadian seseorang.
·         Blocher (1996) merumuskan perbedaan antara keduanya sebagai berikut :
1.      Pada konseling : developmental – educative – preventive.
2.      Pada psikoterapi : remediative – adjustive – therapeutic.

Berdasarkan Klien, Konselor, dan Penyelenggaraannya.
Telah banyak usaha dilakukan untuk membedakan konseling dengan psikoterapi dari sudut kliennya itu sendiri. Secara tradisional mudah membedakan konseling dan psikoterapi , karena pada konseling, konselor menghadapi klien yang normal, sebaliknyapada  psikoterapi, terapis menghadapi klien yang mengalami neurosis atau psikosis.
·         Patterson (1973) maupun Pallone (1977) mengatakan bahwa konseling diberikan seseorang sebagai klien, sedangkan psikoterapi kepada seseorang sebagai pasien. Konselor dan Psikoterapis keduanya mempunyai latar belakang pendidikan yang pada umumnya berbeda, namun ada kesamaan pada subjek tertentu yang harus dipelajari dan dilatih serta dikuasai selama dalam pendidikan, seperti teori dasar mengenai kepribadian dan perkembangan, gangguan perubahan dan penilaian dan alat penilainnya. Oleh karena itu dimungkinkan untuk memperoleh pendidikan yang memungkinkan. Kegiatan untuk melakukan konseling bisa dilakukan misalnya di sekolah atau Lembaga Pendidikan yang lain, termasuk Perguruan Tinggi, Lembaga atau Biro khusus atau praktik pribadi untuk memberikan layanan mengenai hal itu. Psikoterapi juga biasa dilakukan dalam kegiatan yang sifatnya klinis di Sekolah atau Lembaga/Yayasan tersebut, dengan pengaturan tempat dan suasana yang khusus, sekalipun banyak dilakukan di Lembaga yang berhubungan dengan kesehatan, seperti Rumah Sakit atau juga Lembaga/Biro/Yayasan khusus atau praktik pribadi.

Berdasarkan Metode
·         Patterson (1959) mengatakan bahwa perbedaan antara keduanya tidak terlalu besar karena beberapa metode pada masing-masing seperti penciptaan rapport, peranan klien dan arah hubungan atau pendekatan, kesemuanya dipakai oleh keduanya.
·         Black (1952) juga mengemukakan bahwa beberapa metode yang universal dan esensial pada psikoterapi seperti rapport, menerima dan menghargai hakikat dan martabat pasien, kualitas hubungan dengan pembatasan-pembatasannya, semua bisa dipakai dalam konseling.
·         Steffler & Grant (1972) mengatakan bahwa konseling ditandai oleh jangka waktu yang lebih singkat, lebih sedikit waktu pertemuannya, lebih banyak melakukan evaluasi psikologis, lebih memperhatikan masalah sehari-hari klien, lebih memfokuskan kepada aktivitas kesadaran, lebih memberikan nasihat, kurang berhubu8ngan dengan transferens, lebih menekankan pada situasi yang rill, lebih kognitif dan berkurang intensitas emosi, lebih menjelaskan atau menerangkan dan lebih sedikit kekaburannya.

Bentuk-Bentuk Utama Dari Psikoterapi
Dibawah ini merupakan bentuk-bentuk terapi menurut Phares (dalam Markam, 2007), dapat dibedakan menjadi dua aspek, antara lain menurut tujuan dan menurut kedalamannya. Menurut kedalamannya dibedakan:
·         Psikoterapi suportif, tujuan: untuk memperkuat perilaku penyesuaian diri klien tersebut yang sudah baik serta memberi dukungan psikologis dan menghindari diri dari usaha untuk menggali apa yang ada didalam alam bawah sadar klien tersebut Psikoterapi Suportif ini dilakukan untuk memberikan dukungan pada klien yang mengalami kesulitan pada dirinya.
·         Psikoterapi reedukatif, tujuan: untuk mengubah pikiran klien menjadi lebih positif dan efektif serta mendidik kembali agar klien dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atas persoalannya tersebut. Psikoterapi ini biasanya dilakukan dalam konseling

·         Psikoterapi rek ronstruktif, tujuan: untuk mengubah seluruh kepribadian klien dengan menggali ketidaksadaran klien, lalu menganalisa mekanisme defensif yang patologis, memberi pemahaman akan adanya proses-proses tak sadar dan seterusnya. Psikoterapi ini berkaitan dengan pendekatan psikoanalisis dan berlangsung intensf dalam jangka waktu yang lama.

Pendekatan terhadap Mental Illness
Menurut J.P. Chaplin  ada beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, diantaranya
  • Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.

  • Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.

  • Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.

  • Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

Bentuk Utama dari Terapi
Berdasarkan tujuan dan pendekatan metodis, Wolberg membagi perawatan psikoterapi menjadi tiga (3) tipe, yaitu :
  1. Terapi Supportif (Supportive Therapy)
Merupakan perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
  1. Memperkuat benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian)
  2. Memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi atau kepribadian
  3. Pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang.
Penyembuhan supportif ini dapat menggunakan beberapa metode dan  teknik pendekatan, diantaranya :
  1. Bimbingan (Guidance)
  2. Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation)
  3. Pengutaraan dan penyaluran arah minat
  4. Tekanan dan pemaksaan
  5. Penebalan perasaan (Desensitization)
  6. Penyaluran emosional
  7. Sugesti
  8. Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)
  9. Terapi Redukatif (Reeducative Therapy)
Suatu metode pnyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain
  1. Penyembuhan sikap (attitude therapy)
  2. Wawancara (interview psychtherapy)
  3. Penyembuhan terarah (directive therapy)
  4. Psikodrama, dll
  5. terapi Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain :
  1. Psikoanalisis
  2. Pendekatan transaksional (transactional therapy)
  3. Penyembuhan analitik berkelompok
Teknik Terapi dalam berbagai pandangan Psikologi :
  1. Teknik Terapi Psikoanalisa: teknik ini menekaknkan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id.
  2. Teknik Terapi Perilaku: Teknik ini menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu.
  3. Teknik Terapi Kognitif Perilaku: tenik ini memodifikasi perilaku individu dan mengubah keyakinan maladaptif.
  4. Teknik Terapi Humanistik: Teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal
  5. Teknik Terapi Elektrik atau Integratif: Terapis mengkhususkan diri dalam masalah spesifik.
  6. Teknik Terapi Kelompok dan Keluarga: teknik yang memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa.
Daftar Pustaka :
Khairani, M. (2014). Psikologi konseling. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Gunarsa, S, D. (2004). Konseling dan psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar