Pada tahun 1910 Jacob Mareno (Psikiater Austria) menggunakan
teknik teater untuk mengembangkan interaksi dan spontanitas pasien dengan
membawa problemnya pada setting kelompok, psikodrama (terapi kelompok).
Harleigh B. Trecker mengatakan bahwa terapi kelompok merupakan suatu metode
khusus yang memberikan kesempatan kepada individu-individu dan
kelompok-kelompok untuk tumbuh dalam setting-setting fungsional pekerjaan
sosial, rekreasi serta pendidikan. Karena banyaknya pasien yang datang pada
terapis, maka terapis menggunakan perawatan dalam kelompok. Faktor dinamik yang
berkembang dalam situasi kelompok itu sendiri menampilkan faktor-faktor yang
baru yang oleh beberapa terapis menganggap suatu kelebihan terhadap terapi
individual.
Terapi kelompok terdiri atas beberapa bentuk, sebagian besar
berasal dari jenis-jenis terapi individual :
1.
Kelompok
Eksplorasi Interpersonal:
Tujuan adalah mengembangkan kesadaran diri tentang gaya hubungan interpersonal
melalui umpan balik korektif dari anggota kelompok yang lain. Pasien diterima
dan didukung, oleh karena itu dapat meningkatkan harga diri. Tipe ini yang
paling umum dilakukan.
2.
Kelompok
Bimbingan Inspirasi:
Kelompok yang sangat terstruktur kohesif, mendukung, yang meminimalkan
pentingnya tilikan, dan memaksimalkan nilai diskusi didalam kelompok dan
persahabatan. Kelompoknya mungkin saja besar (missal, Alcoholic Anonymus). Anggota kelompok dipilih
seringkali karena mereka “mempunyai problem yang sama”
3.
Terapi
Berorientasi Psikoanalitik:
Suatu teknik kelompok dengan struktur yang longgar, terapis melakukan
interprestasi tentang konflik nirsadar pasien dan memprosesnya dari observasi
interaksi antar anggota kelompok.
Sejumlah tipe terapi kelompok yang lain antara lain:
1.
Terapi
perilaku
2.
Gestalt
3.
Konfrontasi
4.
Psikodrama
(Role Play)
5.
Analisis
transaksional
6.
Marathon,
dll.
Teknik Terapi Kelompok
Terapi kelompok dapat berlangsung beberapa minggu, beberapa
bulan atau beberapa tahun, dan biasanya dilakukan seminggu sekali. Terdiri dari
5-12 anggota (bergantung pada tipenya). Terapis banyak dari disiplin ilmu dapat
melakukan terapi kelompok, banyak terapi kelompok dilakukan dengan menyertakan
ko-terapis. Beberapa kelompok terdiri dari pasien dengan hanya satu diagnosis
(missal, Skizofrenia, Alkoholisme) tetapi ada juga yang campuran. Belum jelas
pasien-pasien mana saja yang mendapat manfaat atau memburuk dengan terapi
kelompok.
Metode Terapi Kelompok
Dalam praktek, terapi kelompok sangat bervariasi seperti
halnya dengan terapi individual. Bentuk-bentuk paling awal terapi kelompok
bersifat didaktis dimana pemimpin kelompok berceramah, meyakinkan, dan
mengarahkan. Karena adanya perkembangan-perkembangan baru dibidang ini,
pemimpin kelompok menjalankan fungsi yang sama untuk kelompok sama seperti yang
dilakukan oleh terapis individual untuk pasiennya. Dia mendorong,
mengungkapkan, memeriksa motif-motif, memberikan penafsiran-penafsiran, dan
sedikit demi sedikit membangkitkan partisipasi masing-masing anggota kelompok
dalam fungsi ini.
Kegunaan Terapi Kelompok
Partisipasi dalam pengalaman terapi kelompok akan
menghilangian perasaan-perasaan terisolasi dalam diri pasien dan keunikan dari
penyakitnya, dan demikian menghilangkan kecemasan-kecemasannya dan mendorongnya
untuk membicarakan perasaan-perasaan batinnya dengan sepenuh hati.
Terapi kelompok juga memiliki beberapa keuntungan khusus,
yaitu:
1.
Terapi
kelompok lebih murah, krena beberapa pasien ditangani pada waktu yang sama.
2.
Format
kelompok member peluang kepada pasien untuk mempelajari bagaimana orang lain
mengalami masalah-masalah yang serupa menangani kesulitan-kesulitan mereka, dan
para anggota lain dalam kelompok dan terapis memberi merekan dukungan social.
3.
Terapi
kelompok memungkinkan terapis menggunakan sumber daya terbatas. Format kelompok
mungkin meningkatkan jumlah orang-orang yang dapat ditangani oleh seorang
terapis, dan dapat mengurangi kewajiban orang untuk menantikan giliran
wawancara dengan terapis.
4.
Terapi
kelompok dapat memberikan sumber informasi dan pengalaman hidup yang dapat
ditimba oleh pasien.
5.
Adanya
dukungan kelompok untuk tingkah laku yang tepat. Para pasien mungkin menginginkan
terapis memberikan dukungan pada mereka, tetapi dukungan yang diberikan oleh
kawan-kawan sekelompok mungkin memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap
peningkatan harga diri dan kepercayaan diri.
6.
Belajar
bahwa masalah atau kegagalan yang dialami seseorang bukanlah hal-hal yang unik.
7.
Para
anggota kelompok yang bertambah baik merupakan sumber pengharapan bagi
anggota-anggota lain dalam kelompok.
8.
Adanya
peluang-peluang untuk belajar menangani orang secara efektif.
Kekurangan Terapi Kelompok
1.
Tidak
semua klien cocok : tertutup, masalah verbal, interaksi
2.
Peran
terapis menyebar: menangani banyak orang sekaligus
3.
Sulit
menumbuhkan kepercayaan: kurang personal
4.
Klien
sangat tergantung dan beharap terlalu banyak pada kelompok
5.
Kelompok
tidak dijadikan sarana untuk berlatih
6.
Membutuhkan
terapis terlatih
SUMBER:
Tomb, D. A. (2003). Buku saku : psikiatri.
Jakarta: EGC
Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental 3.
Yogyakarta: Kanisius
Trecker, H. B.(2008) Social work administration. University
of California: Association Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar