Selasa, 05 Januari 2016

TERAPI KELOMPOK (GROUP THERAPY)

Pada tahun 1910 Jacob Mareno (Psikiater Austria) menggunakan teknik teater untuk mengembangkan interaksi dan spontanitas pasien dengan membawa problemnya pada setting kelompok, psikodrama (terapi kelompok). Harleigh B. Trecker mengatakan bahwa terapi kelompok merupakan suatu metode khusus yang memberikan kesempatan kepada individu-individu  dan kelompok-kelompok untuk tumbuh dalam setting-setting fungsional pekerjaan sosial, rekreasi serta pendidikan. Karena banyaknya pasien yang datang pada terapis, maka terapis menggunakan perawatan dalam kelompok. Faktor dinamik yang berkembang dalam situasi kelompok itu sendiri menampilkan faktor-faktor yang baru yang oleh beberapa terapis menganggap suatu kelebihan terhadap terapi individual.
Terapi kelompok terdiri atas beberapa bentuk, sebagian besar berasal dari jenis-jenis terapi individual :
1.      Kelompok Eksplorasi Interpersonal: Tujuan adalah mengembangkan kesadaran diri tentang gaya hubungan interpersonal melalui umpan balik korektif dari anggota kelompok yang lain. Pasien diterima dan didukung, oleh karena itu dapat meningkatkan harga diri. Tipe ini yang paling umum dilakukan.
2.      Kelompok Bimbingan Inspirasi: Kelompok yang sangat terstruktur kohesif, mendukung, yang meminimalkan pentingnya tilikan, dan memaksimalkan nilai diskusi didalam kelompok dan persahabatan. Kelompoknya mungkin saja besar (missal, Alcoholic Anonymus). Anggota kelompok dipilih seringkali karena mereka “mempunyai problem yang sama”
3.      Terapi Berorientasi Psikoanalitik: Suatu teknik kelompok dengan struktur yang longgar, terapis melakukan interprestasi tentang konflik nirsadar pasien dan memprosesnya dari observasi interaksi antar anggota kelompok.
Sejumlah tipe terapi kelompok yang lain antara lain:
1.      Terapi perilaku
2.      Gestalt
3.      Konfrontasi
4.      Psikodrama (Role Play)
5.      Analisis transaksional
6.      Marathon, dll.

Teknik Terapi Kelompok
Terapi kelompok dapat berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan atau beberapa tahun, dan biasanya dilakukan seminggu sekali. Terdiri dari 5-12 anggota (bergantung pada tipenya). Terapis banyak dari disiplin ilmu dapat melakukan terapi kelompok, banyak terapi kelompok dilakukan dengan menyertakan ko-terapis. Beberapa kelompok terdiri dari pasien dengan hanya satu diagnosis (missal, Skizofrenia, Alkoholisme) tetapi ada juga yang campuran. Belum jelas pasien-pasien mana saja yang mendapat manfaat atau memburuk dengan terapi kelompok.

Metode Terapi Kelompok
Dalam praktek, terapi kelompok sangat bervariasi seperti halnya dengan terapi individual. Bentuk-bentuk paling awal terapi kelompok bersifat didaktis dimana pemimpin kelompok berceramah, meyakinkan, dan mengarahkan. Karena adanya perkembangan-perkembangan baru dibidang ini, pemimpin kelompok menjalankan fungsi yang sama untuk kelompok sama seperti yang dilakukan oleh terapis individual untuk pasiennya. Dia mendorong, mengungkapkan, memeriksa motif-motif, memberikan penafsiran-penafsiran, dan sedikit demi sedikit membangkitkan partisipasi masing-masing anggota kelompok dalam fungsi ini.

Kegunaan Terapi Kelompok
Partisipasi dalam pengalaman terapi kelompok akan menghilangian perasaan-perasaan terisolasi dalam diri pasien dan keunikan dari penyakitnya, dan demikian menghilangkan kecemasan-kecemasannya dan mendorongnya untuk membicarakan perasaan-perasaan batinnya dengan sepenuh hati.
Terapi kelompok juga memiliki beberapa keuntungan khusus, yaitu:
1.      Terapi kelompok lebih murah, krena beberapa pasien ditangani pada waktu yang sama.
2.      Format kelompok member peluang kepada pasien untuk mempelajari bagaimana orang lain mengalami masalah-masalah yang serupa menangani kesulitan-kesulitan mereka, dan para anggota lain dalam kelompok dan terapis memberi merekan dukungan social.
3.      Terapi kelompok memungkinkan terapis menggunakan sumber daya terbatas. Format kelompok mungkin meningkatkan jumlah orang-orang yang dapat ditangani oleh seorang terapis, dan dapat mengurangi kewajiban orang untuk menantikan giliran wawancara dengan terapis.
4.      Terapi kelompok dapat memberikan sumber informasi dan pengalaman hidup yang dapat ditimba oleh pasien.
5.      Adanya dukungan kelompok untuk tingkah laku yang tepat. Para pasien mungkin menginginkan terapis memberikan dukungan pada mereka, tetapi dukungan yang diberikan oleh kawan-kawan sekelompok mungkin memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan harga diri dan kepercayaan diri.
6.      Belajar bahwa masalah atau kegagalan yang dialami seseorang bukanlah hal-hal yang unik.
7.      Para anggota kelompok yang bertambah baik merupakan sumber pengharapan bagi anggota-anggota lain dalam kelompok.
8.      Adanya peluang-peluang untuk belajar menangani orang secara efektif.

Kekurangan Terapi Kelompok
1.      Tidak semua klien cocok : tertutup, masalah verbal, interaksi
2.      Peran terapis menyebar: menangani banyak orang sekaligus
3.      Sulit menumbuhkan kepercayaan: kurang personal
4.      Klien sangat tergantung dan beharap terlalu banyak pada kelompok
5.      Kelompok tidak dijadikan sarana untuk berlatih
6.      Membutuhkan terapis terlatih

SUMBER:
Tomb, D. A. (2003). Buku saku : psikiatri. Jakarta: EGC
Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental 3. Yogyakarta: Kanisius

Trecker, H. B.(2008) Social work administration. University of California: Association Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar