A. PENGERTIAN PSIKOTERAPI
Dilihat secara etimologis psikoterapi mempunyai arti
sederhana, yakni “psyche” yang artinya jelas yaitu “mind” atau sederhananya:
jiwa dan “therapy” mengasuh, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah
“perawatan terhadap aspek kejiwaan” seseorang.
Pengertian psikoterapi menurut beberapa tokoh:
1. Watson
& Morse (1997), psikoterapi merupakan bentuk khusus dari interaksi antara dua orang, pasien dan
terapis, pada mana pasien memulai interaksi karena ia mencari bantuan
psikologik dan terapis menyusun interaksi dengan mempergunakan dasar psikologik
untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam
kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya,
2. Corsini
(1989), psikoterapi adalah proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap
pihak biasanya terdiri dari satu oran, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua
orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yyang
tidak menyenangkan (distress) pada salah satu dari
kedua pihak karena ketidakmampuan atau malafungsi pada salah satu dari
bidang-bidang berikut: fungsi kognitif (kelainan pada fungsi berfikir), fungsi
afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi
perilaku (ketidaktepatan perilaku); dengan terapis yang memiliki teori tentang
asal-usul kepribadian, perkembangan, mempertahankan dan mengubah bersama-sama
dengan beberapa metode perawatan yang mempunyai dasar teori dan profesinya
diakui resmi untuk bertindak sebagai terapis.
3. Ivey
& Simek-Downing (1980), psikoterapi adalah proses jangka panjang,
berhubungan dengan upaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih
besar pada struktur kepribadian.
Menurut pendapat beberapa para ahli diatas, dapat
disimpulkan pengertian psikoterapi adalah proses perawatan atau penyembuhan
penyakit kejiwaan melalui teknik dan metode psikologi, dimana adanya interaksi
antara dua orang yang disebut terapis dan pasien.
B. TUJUAN PSIKOTERAPI
Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan dari psikoterapi
secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak
peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991):
- Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik, menurut Ivey, et al (1987): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
- Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisi, menurut Corey (1991): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
- Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987): untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhannya yang unik.
- Tujuan psikoterapi pada pendekatan terpusat pada pribadi, menurut Corey (1991): untuk memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenai hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat.
- Tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik, menurut Ivey, et al (1987): untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan.
- Sehubung dengan terapi behavioristik ini, Ivey, et al (1987) menjelaskan mengenai tujuan pada terapi kognitif-behavioristik, yakni: menghilangkan cara berfikir yang menyalahkan diri sendiri, mengembangkan cara memandang lebih rasional dan toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.
- Corey (1991) merumuskan mengenai kognitif-behavioristik dan sekaligus rasional-emotif terapi dengan: menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara rasional dan toleran.
- Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (1987): agar seseorang menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
- Corey (1991) merumuskan tujuan terapi Gestalt: membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. Untuk merangsang menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar.
Dapat disimpulkan bahwa beberapa tujuan psikoterapi antara
lain :
1.
Perawatan
akut (intervensi krisis dan stabilisasi)
2.
Rehabilitasi
(memperbaiki gangguan perilaku berat)
3.
Pemeliharaan
(pencegahan keadaan memburuk dijangka panjang)
4.
Restrukturisasi
(meningkatkan perubahan yang terus menerus kepada pasien).
C. UNSUR-UNSUR PSIKOTERAPI
Masserman (dalam Karasu, 1984) telah melaporkan tujuh “parameter
pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi.
Dalam hal ini termasuk :
1.
Peran
sosial (martabat) psikoterapis,
2.
Hubungan
(persekutuan terapeutik),
3.
Hak,
4.
Retrospeksi,
5.
Re-edukasi,
6.
Rehabilitasi,
7.
Resosialisasi
dan rekapitulasi.
Unsur – unsur psikoterapeutik dapat dipilih untuk
masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi. Ciri-ciri ini
dapat diubah dengan berubahnya tujuan terapeutik, keadaan mental dan kebutuuhan
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Singgih D. 1996. Konseling dan psikoterapi.
Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Guze, B., Richeimer, S., & Siegel, D, J. (1997). Buku saku pskiatri. Alih bahasa: Maulany, R, F. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar