A. Pengertian Terapi
Keluarga
Terapi keluarga merupakan proses
bantuan kepada individu dengan melibatkan para anggota keluarga lainnya dalam
upaya memecahkan masalah yang dialami. Terapi keluarga dapat dilakukan untuk
permasalahan dan ketidaknyamanan yang sumbernya lebih banyak berasal dari
keadaan keluarga. Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui
permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara
pemecahannya. Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak
memerlukan orang lain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat
menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda
B. Cara Melakukan Terapi Keluarga
Proses terapi keluarga meliputi tiga
tahapan yaitu fase 1 perjanjian, fase 2 kerja, fase 3 terminasi.
1.
Fase Perjanjian
Perawat dan klien
mengembangkan hubungan saling percaya, isu-isu keluarga diidentifikasi,
dan tujuan terapi ditetapkan bersama.
2.
Fase Kerja
Keluarga dengan dibantu oleh perawat sebagai terapis berusaha
mengubah pola interaksi di antara anggota keluarga, meningkatkan kompetensi
masing-masing individual anggota keluarga, eksplorasi batasan-batasan dalam
keluarga, peraturan-peraturan yang selama ini ada.
3.
Fase Terminasi
Di mana keluarga akan melihat lagi proses yang selama ini
dijalani untuk mencapai tujuan terapi, dan cara-cara mengatasi isu yang timbul.
Keluarga juga diharapkan dapat mempertahankan perawatan yang berkesinambungan.
C. Manfaat Terapi
Keluarga
Manfaat untuk pasien yaitu mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika
kelompok atau keluarga. Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan
tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam
upaya rehabilitasinya.
Manfaat untuk keluarga
yaitu memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing – masing
anggota keluarga labih baik.
D. Kasus-Kasus yang Diselesaikan dalam
Terapi Keluarga
Pada terapi keluarga kasus yang diselesaikanantara lain, kenakalan remaja,
hubungan perkawinan, hubungan ketidakharmonisan antara anak dan orang tua,
prestasi belajar pada anak, masalah antara saudara.
E. Contoh Kasus yang
Menggambarkan terapi Keluarga
Kasus kehadiran siswa di sekolah
yang tidak tepat waktu (datang terlambat) dialami di banyak sekolah. Dampak
keterlambatan siswa, selain merugikan diri sendiri, juga merugikan orang lain,
misalnya mengganggu konsentrasi guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran.
Dampak langsung yang dirasakan siswa, mulai dari yang ringan, misalnya
kehilangan konsentrasi, ketinggalan materi; sampai dengan yang berat, misalnya
tidak diizinkan masuk kelas. Bahkan jika terus berulang sampai frekuensi
tertentu, bisa-bisa dikeluarkan dari sekolah. Pola penanganan siswa terlambat
yang selama ini diterapkan di sekolah umumnya adalah mulai dari teguran lisan
sampai dengan membuat perjanjian dengan wali kelasnya. Namun, metode tersebut
tampaknya belum cukup efektif untuk menekan jumlah siswa terlambat. Terbukti, kasus
tersebut terus saja terjadi setiap hari. Beberapa siswa bahkan tetap saja
datang terlambat meskipun sudah beberapa kali diberikan peringatan.Untuk itu,
diperlukan strategi baru untuk menangani permasalahan tersebut, dalam hal ini,
pihak sekolah harus melibatkan pihak keluarga.
Daftar Pustaka
Almasitoh. H. U. (2014). Model terapi dalam keluarga. Diakses pada tanggal 3 Januari 2016 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=253242&val=6820&title=MODEL%20TERAPI%20DALAM%20KELUARGA
Mashudi, F. (2012). Psikologi konseling. Yogyakarta: IRCiSoD
Mindrewati. (2014). Penerapan konseling keluarga dalam menangani
permasalahan siswa terlambat. Jurnal sains
dan praktik psikologi. Universitas Muhammadiyah Malang. 2-2.
Semium.
Y. (2006). Kesehatan mental 3. Yogyakarta. Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar