Selasa, 05 Januari 2016

Terapi Keluarga (Family Therapy)

   A.   Pengertian Terapi Keluarga
     Terapi keluarga merupakan proses bantuan kepada individu dengan melibatkan para anggota keluarga lainnya dalam upaya memecahkan masalah yang dialami. Terapi keluarga dapat dilakukan untuk permasalahan dan ketidaknyamanan yang sumbernya lebih banyak berasal dari keadaan keluarga. Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahannya. Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan orang lain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda

      B. Cara Melakukan Terapi Keluarga
     Proses terapi keluarga meliputi tiga tahapan yaitu fase 1 perjanjian, fase 2 kerja, fase 3 terminasi.
1.       Fase Perjanjian
Perawat dan klien mengembangkan hubungan saling percaya, isu-isu keluarga  diidentifikasi, dan tujuan terapi ditetapkan bersama.
2.       Fase Kerja 
Keluarga dengan dibantu oleh perawat sebagai terapis berusaha mengubah pola interaksi di antara anggota keluarga, meningkatkan kompetensi masing-masing individual anggota keluarga, eksplorasi batasan-batasan dalam keluarga, peraturan-peraturan yang selama ini ada.
3.       Fase Terminasi
Di mana keluarga akan melihat lagi proses yang selama ini dijalani untuk mencapai tujuan terapi, dan cara-cara mengatasi isu yang timbul. Keluarga juga diharapkan dapat mempertahankan perawatan yang berkesinambungan.

      C.  Manfaat Terapi Keluarga
      Manfaat untuk pasien yaitu mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok atau keluarga.  Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya.
Manfaat untuk keluarga yaitu memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing – masing anggota keluarga labih baik.

      D. Kasus-Kasus yang Diselesaikan dalam Terapi Keluarga
     Pada terapi keluarga kasus yang diselesaikanantara lain, kenakalan remaja, hubungan perkawinan, hubungan ketidakharmonisan antara anak dan orang tua, prestasi belajar pada anak, masalah antara saudara.

      E. Contoh Kasus yang Menggambarkan terapi Keluarga

      Kasus kehadiran siswa di sekolah yang tidak tepat waktu (datang terlambat) dialami di banyak sekolah. Dampak keterlambatan siswa, selain merugikan diri sendiri, juga merugikan orang lain, misalnya mengganggu konsentrasi guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran. Dampak langsung yang dirasakan siswa, mulai dari yang ringan, misalnya kehilangan konsentrasi, ketinggalan materi; sampai dengan yang berat, misalnya tidak diizinkan masuk kelas. Bahkan jika terus berulang sampai frekuensi tertentu, bisa-bisa dikeluarkan dari sekolah. Pola penanganan siswa terlambat yang selama ini diterapkan di sekolah umumnya adalah mulai dari teguran lisan sampai dengan membuat perjanjian dengan wali kelasnya. Namun, metode tersebut tampaknya belum cukup efektif untuk menekan jumlah siswa terlambat. Terbukti, kasus tersebut terus saja terjadi setiap hari. Beberapa siswa bahkan tetap saja datang terlambat meskipun sudah beberapa kali diberikan peringatan.Untuk itu, diperlukan strategi baru untuk menangani permasalahan tersebut, dalam hal ini, pihak sekolah harus melibatkan pihak keluarga.

Daftar Pustaka



Almasitoh. H. U. (2014). Model terapi dalam keluarga. Diakses pada tanggal 3 Januari 2016 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=253242&val=6820&title=MODEL%20TERAPI%20DALAM%20KELUARGA

Mashudi, F. (2012). Psikologi konseling. Yogyakarta: IRCiSoD

Mindrewati. (2014). Penerapan konseling keluarga dalam menangani permasalahan siswa terlambat. Jurnal sains dan praktik psikologi. Universitas Muhammadiyah Malang. 2-2.

Semium. Y. (2006). Kesehatan mental 3. Yogyakarta. Kanisius


Tidak ada komentar:

Posting Komentar